Bagi sebagian orang piknik merupakan acara pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan meralaksasi otak dengan cara bepergian ke tempat wisata. Tapi tidak seperti itu makna piknik bagi kami..
Ini terjadi pada bulan Ramadhan 2011. Tak seperti bulan biasanya malam hari di bulan ramadhan terasa lebih panjang. Jam sembilan malam terasa masih sore.
Waktu itu jam 10 malam, saya masih merasa belum mengantuk, saya memutuskan untuk keluar dari rumah cari keramaian. Bukan keluar ke masjid ikut tadarusan, malah saya ke pinggiran jalan menemui teman2 pada nongkrong. Saya ketemu temen saya Fuad dan Indra yang sedang asyik main gitar dan nyanyi, saya gabung sama mereka bersenang-senang di pinggir jalan. Tak beberapa lama kemudian datang Ros dan Heri bersamaan naik motor berboncengan menambah keramaian malam itu. Kita ngobrol2 ga jelas dan nyanyi2 juga ga ada yang jelas. Beberapa lama kemudian datang temen kita yang bernama Sis, dia pulang dari suatu tempat, bukannya pulang ke rumah, malah mampir gabung sama kita. Akhirnya terkumpulah kami berenam disitu. Salah seorang temen mencetuskan sebuah ide kalo sebaiknya kita jalan2 saja dari pada bosan nongkrong ga jelas, dan kami semua setuju. Waktu itu cuma ada dua motor, punya Ros dan Sis, kita berenam jalan2 bareng dengan satu motor dibontong tiga orang. Tentu saja karena takut kena tilang polisi, jadi kita lewat jalan tikus yaitu kampung2 bukan jalan raya.
Kita muter2 naik motor juga ga jelas arahnya kemana. Terus Sis menawarkan jalan2 ke suatu tempat "kita piknik aja yookk" ungkap Sis. "Piknik kemana?" yang lain bertanya. "Ada dechh.. ikut aja lah pasti seneng" jawab sis. Langsung saja kita ikut kemana arah Sis, ya masih sama lewat jalan tikus yang mblusuk-mblusuk. Sampailah kita di suatu perkampungan, saya bertanya-tanya tempat apakah ini, ini pertama kalinya saya ke tempat ini, terasa sangat asing.
Kita muter2 naik motor juga ga jelas arahnya kemana. Terus Sis menawarkan jalan2 ke suatu tempat "kita piknik aja yookk" ungkap Sis. "Piknik kemana?" yang lain bertanya. "Ada dechh.. ikut aja lah pasti seneng" jawab sis. Langsung saja kita ikut kemana arah Sis, ya masih sama lewat jalan tikus yang mblusuk-mblusuk. Sampailah kita di suatu perkampungan, saya bertanya-tanya tempat apakah ini, ini pertama kalinya saya ke tempat ini, terasa sangat asing.
Kita masuk ke sebuah gang sempit, saya langsung kaget begitu saya melihat sesosok wanita setengah baya memakai tengtop berwarna merah dan rok mini warna hitam. Begitu tidak proposional denga tubuhnya yang udah melar khas ibu2. Semakin jauh kita jalan semakin banyak wanita paruh baya yang semacam itu. Ada juga yang masih seperti bernegosiasi dengan seorang laki2. Saya berpikir pasti saat ini saya sedang berada di tempat prostitusi. Dan akhirnya kita keluar juga dari gang itu, dan kita berhenti di sebuah rumah di ujung gang itu. Saya tanya temen "Ini daerah apaan bro??" dan dia menyebutkan area itu dengan inisial "BS".
Kita berhenti di situ dan nongkrong di sebuah kursi di ujung gang, karena hujan lebat mengguyur area itu. Kita berenam asyik menceritakan pengalaman seru disitu. Dan saat itu saya khawatir bagaimana kalo ada razia satpol PP. Temen saya Sis bilang klo kita ga perlu khawatir, karena ga mungkin ada satpol PP. Sis sendiri bekerja di sebuah kantor dinas di kota Pekalongan yang dekat dengan kantor satpol PP. dan kalo ada razia pasti ada yang ngabarin dia.
Saat kita nongkrong disitu ada 2 temen saya yang berlagak "nyoba2 nawar yuk". Otomatis semua temen2 pada nolak. Tp dengan modal nekat Fuad dan Heri masuk gang itu lagi. Masih ada kita berempat yang nongkrong du ujung jalan.
Lagi asyiknya ngobrol kita dikejutkan dari jauh ada orang yang naik motor akan masuk gang itu. Dan orang itu kami mengenalnya seperti tetangga kami. Dan setelah dekat ternyata benar itu adalah tetangga kami. kami langsung pada kelabakan menyelamatkan muka kami, kami tidak sempat untuk sembunyi, saya hanya menutupi wajah saya dengan tangan. Dan setelah orang itu lewat kami lega juga. kami yakin orang itu mengenali kami, mungkin dia pura-pura tidak melihat kami juga. Jadi kami punya rahasia orang itu yang suka ke gang itu, dan orang itu juga punya rahasia kami. Jadi ga mungkin saling membongkar rahasia itu. Yang paling membuat saya heran adalah ternyata orang itu adalah bapak dari salah satu teman kami berempat. Saya yakin mereka bapak dan anak itu tidak akan saling membongkar rahasia ke keluarganya.
Setelah mereda kepanikan kami, dua temen kami yang baru dari gang itu datang, saya yakin mereka ga akan berani menawar tante2 itu. Dan ternyata benar, mereka hanya berlagak berani. Dan setelah itu kami langsung pulang, khawatir semakin lama disitu akan ada hal2 yang tidak mengenakan lagi.
begitulah kisah "pikinik" kami. sekian.. hufftt.. >_<
Setelah mereda kepanikan kami, dua temen kami yang baru dari gang itu datang, saya yakin mereka ga akan berani menawar tante2 itu. Dan ternyata benar, mereka hanya berlagak berani. Dan setelah itu kami langsung pulang, khawatir semakin lama disitu akan ada hal2 yang tidak mengenakan lagi.
begitulah kisah "pikinik" kami. sekian.. hufftt.. >_<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar